Puisi ini merayakan keindahan dan kedalaman cinta, menggambarkan cinta sebagai pelangi dan simfoni yang menghangatkan jiwa. Semua ini ditujukan untuk perempuan bernama Indah, menyoroti bagaimana kehadirannya membawa keindahan dan kebahagiaan yang mendalam.
Aransemen dalam Keindahan
Fattahillah Irwansyah
Dalam
cakrawala warna, pelangi mendekat,
Semburat
mimpi yang mengalir lembut dari tepi langit,
Sehelai
daun embun, permata pagi,
Menyerap
sinar matahari, menggenggam janji.
Di
bawah langit senja yang membentang seperti kanvas,
Simfoni
melodi cinta mulai bermain dalam bisikan angin lembut,
Matanya,
dua bintang dalam malam, memancarkan sinar misteri,
Rindu
menjelma dalam lirik yang menyentuh, melayang di antara bintang.
Tatapannya
menenangkan seperti bulan yang memiliki cahayanya,
Senyumnya
adalah cahaya pagi yang menghangatkan segenap jiwa,
Kisah
cinta bagaikan melodi, dengan irama yang membelai raga,
Mengisi
ruang kosong dengan warna-warna yang bersinar lembut adanya.
Cinta
bagaikan angin lembut yang berbisik,
Sebuah
simfoni melodi, tak henti bergema dalam keselarasan hati.
Secercah balasan dari Indah:
Ternyata untuk menghasilkan karya, tidak perlu terlebih dahulu jatuh cinta
Ternyata untuk berpuisi, tidak perlu juga mencintai
Dan ternyata menjadi objek dari pujangga, tidak perlu menunggu peka kalau kita bukan siapa-siapa
Terima kasih, Aca. Puisimu cukup membuatku kembali sejenak pada masa yang telah lalu. Mendongkrak sedikit pintu brankas yang kupaksa terkunci.
Terima kasih dua kali karena kamu izinkan aku melihat romansa sajakmu. Keyakinanku, ini belum seberapa indahnya dibanding syair-syairmu dengan objek yang berbeda. Maka, kuharap kamu izinkan juga semua orang menikmati pelbagai keliaran imajinasimu sebagai pelipur untuk lara yang bahkan tidak pernah tuannya sangka.
Go ahead, pujangga. Semangat menjadi penyebab orang lain bahagia.
Dari aku, alumnus pecandu untaian kalbu.
Sumber gambar: https://id.pinterest.com/pin/211174976103835/
0 Komentar